Friday, March 29, 2024
Youtube Channel PT

Apartemen di Jakarta Mahal, Milenial Lebih Pilih Tinggal di Kos

Hanya 7,5% kaum milenial yang ingin dan mampu membeli apartemen, karena harga apartemen di Jakarta mahal. Bahkan, sebanyak 73,0% ‘tidak berani’ untuk membeli properti jenis apartemen dan hanya berkeinginan untuk menyewa.

Propertiterkini.com – Tinggal di apartemen menjadi keinginan sebagian besar professional muda, generasi milenial di kota besar seperti Jakarta, yang sehari-hari sibuk dengan berbagai aktivitas pekerjaannya. Namun demikian, lantaran harga apartemen di Jakarta Mahal, niat itu urung dan memilih bertahan di kos-kosan.

Demikian hasil survei Indonesia Property Watch (IPW) terhadap pasar milenial di Jabodebek, awal tahun 2018.

Baca Juga: Milenial yang Suka Main Instagram, Simak Tips Ini Biar Bisa Beli Properti

“Saat ini disebut-sebut kaum milenial merupakan golongan penduduk yang berpotensi besar menguasai pasar konsumen. Di sektor properti pun saat ini hampir semua membidik pasar milenial. Namun demikian terlepas dari besaran pasar milenial ini, masalah daya beli masih menjadi isu penting terkait dengan tingkat penghasilan mereka,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda di Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Berdasarkan survei yang dilakukan beberapa lembaga, diperkirakan penghasilan rata-rata kaum milenial antara Rp6 – 7 juta per bulan. Dengan kondisi ini artinya mereka masih dapat membeli properti dengan cicilan Rp2 – 2,5 juta per bulan atau seharga Rp200 – 300 jutaan.

“Permasalahannya kemudian, ternyata properti dengan harga tersebut sangat terbatas apalagi di Jakarta. Alih-alih membeli properti jenis apartemen, sebagian dari mereka masih bertahan untuk tinggal di Jakarta di rumah kos-kosan,” tegasnya.

Hanya 7,5% yang Mampu Beli Apartemen

Berdasarkan survei Indonesia Property Watch tersebut, diketahui saat ini kaum milenial masih memilih kos-kosan sebagai tempat tinggal mereka sebesar 47,4%. Beda tipis dengan mereka yang ingin beralih ke apartemen 47,1%, sedangkan selebihnya tinggal di rumah keluarga atau saudara.

Saat ini, sebanyak 39,9% kaum milenial tinggal di kos atau apartemen dengan besaran sewa di bawah Rp2 juta per bulan. Selanjutnya, sebesar 38,5% menyewa dengan harga Rp2-3 juta per bulan, 21,6% menyewa dengan harga di atas Rp3 juta per bulan.

Baca Juga: Agar Milenial Tak Jadi Gelandangan, Lakukan Ini

Minat kaum milenial untuk tinggal apartemen, lanjut Ali, meskipun tidak jauh berbeda dengan minat mereka tinggal di kos-kosan, dalam perjalanannya diperkirakan sebagian besar kaum milenial akan tinggal di apartemen.

“Meskipun ingin tinggal di apartemen bukan berarti mereka ingin membeli apartemen,” tegas Ali.

Berdasarkan survei tersebut, sebagian besar dari mereka atau sebesar 73,0% ‘tidak berani’ untuk membeli properti jenis apartemen dan hanya berkeinginan untuk menyewa. Hanya 7,5% yang ingin dan mampu membeli apartemen. Sedangkan selebihnya masih belum menentukan pilihannya.

Tipe Studio

Menurut Ali, sebagian besar milenial menyebutkan luas unit apartemen tipe studio dengan luasan 9-18 m2 menjadi favorit bagi mereka untuk tinggal di apartemen. Sebesar 43,5% memilih unit-unit apartemen seluas 12–18 m2 dan sebesar 33,9% memilih unit-unit 9-12%.

Dengan luasan yang relatif kecil dibandingkan dengan pasokan apartemen saat ini, maka para pengembang properti sepertinya mulai harus mempertimbangkan faktor luas ini dengan strategi masing-masing.

“Mereka akan nyaman bila dalam satu lantai tidak terlalu banyak unit lebih kurang 4–10 unit per lantai,” kata Ali.

Bahkan fasilitas seperti ruang bersama menjadi pertimbangan bagi kaum milenial untuk berkumpul dan bersosialisasi. Di tengah masyarakat yang individualistis, minat kaum milenial untuk bersosialisasi relatif masih cukup tinggi.

Baca Juga: Ngopi Bareng Kadin: Milenial Mudah Beli Properti, Asal…

Sebesar 42,6% menganggap ruang bersama harusnya ada di setiap apartemen. Selain itu juga fasilitas seperti free wi-fi menjadi faktor terpenting yang diinginkan kaum milenial.

Fasilitas co-working space meskipun belum terlalu menjadi prioritas namun menjadi salah satu faktor penting dengan faktor pertimbangan yang dipilih kaum milenial sebesar 33,4% dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat.

Dengan melihat survei pasar milenial di atas, para pengembang dihadapkan pada sebuah langkah inovasi untuk dapat menyerap pasar ini dan tidak hanya sekedar membidik kaum milenial.

“Tentunya harus disertai dengan preferensi yang benar dan pemahaman yang mendalam terhadap kaum milenial ini,” ungkap Ali.

- Advertisement -
Demo Below News

BERITA TERKAIT

RHVAC - 2023
Paramount 7 Maret 2023

BERITA TERBARU

Demo Half Page